Nelayan di Singkil Selamat dari Terkaman Buaya

Gardaanimalia.com - Amanato (43), nelayan asal Desa Asantola, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil berhasil selamat dari terkaman buaya muara (Crocodylus porosus) saat sedang mencari teripang.
Predator berdarah dingin itu menggigit bahu dan perut Amanato yang sedang menyelam mencari teripang pada malam hari.
Kapolsek Pulau Banyak Iptu Erianto mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa (8/10/2024) malam sekitar pukul 23.30 WIB.
"Korban berangkat mencari teripang bersama satu orang temannya, beruntung teman korban berhasil menolong korban dari gigitan buaya," ungkap Iptu Erianto, Kamis (10/10/2024).
Erianto menjelaskan, teman korban mengaku bahwa sebelum mencari teripang mereka sudah terlebih dahulu memastikan lokasi aman dari hal-hal yang membahayakan keselamatan.
Tepatnya pukul 23.00 WIB, korban yang sedang menyelam langsung diserang predator penghuni air asin itu.
"Korban sempat diseret buaya dan menenggelamkannya hingga jarak 15 meter," jelas Erianto.
Mendengar suara teriakan minta tolong dari korban, rekannya dengan cepat menolong dan menghalau buaya dengan tombak ikan.
Buaya kemudian melepaskan gigitannya dari tubuh korban.
Lanjut Erianto, selanjutnya korban langsung dibawa pulang ke rumah. Ia dilarikan ke Puskesmas Pulau Banyak Barat agar dapat pertolongan dari tenaga medis.
"Kejadian ini telah mengganggu aktivitas para nelaya akibat semakin banyaknya habitat buaya khususnya di wilayah perairan Pulau Banyak Barat," ucapnya.
Erianto mengajak seluruh kepala desa untuk dapat mengimbau khususnya para nelayan agar tidak menyelam mencari ikan maupun teripang.
Aceh Singkil memang sangat dikenal dengan habitat buaya muara. Acap kali konflik antara manusia dan predator air itu terjadi di sana.
Catatan pemberitaan tahun 2024, telah tiga kali nelayan pencari ikan dan teripang di Kecamatan Pulau Banyak Barat diserang buaya.
Menurut organisasi Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, buaya muara atau buaya air asin berstatus resiko rendah (least concern) sejak 1996.

Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
14/04/25
BKSDA akan Lepas Liarkan Buaya yang Dititipkan di Cimory
21/02/25
Dikira Biawak, Warga Klaten Temukan Buaya saat Setrum Ikan
14/10/24
Ditangkap Warga, Buaya 4 Meter Diamankan di Kantor Polisi
13/10/24
Muncul di Sungai, Buaya di Sungai Wailela Ditembak Aparat
13/10/24
Nelayan di Singkil Selamat dari Terkaman Buaya
10/10/24
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
