Infeksi dan Dehidrasi, Seekor Gajah Betina Mati di PALI

Gardaanimalia.com - Seekor gajah sumatra liar yang masuk permukiman Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan, berakhir mati pada Minggu (27/10/2024).
Gajah malang tersebut mati setelah mengalami dehidrasi berat dan infeksi akibat luka di bagian leher.
Sebelumnya, BKSDA mendapat laporan bahwa seekor gajah masuk permukiman pekerja PT MHP pada Jumat (25/10/2024) pukul 07.30 WIB.
Merespons laporan, tim BKSDA segera datang ke lokasi, sebagaimana yang disampaikan Kepala SKW II BKSDA Sumatra Selatan Yusmono kepada Garda Animalia, Selasa (29/10/2024).
"Petugas berangkat ke lapangan pukul 14.00 WIB dan tiba pukul 20.00 WIB, Jumat (25/10/2024). Petugas langsung berkoordinasi dan melakukan pengamanan di sekitar lokasi gajah," ucap Yusmono.
Esok harinya, Sabtu (26/10/2024), petugas menggiring gajah ke titik evakuasi yang berjarak kurang lebih 1,5 kilometer.
Penggiringan pertama ini dilakukan dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Di lokasi ini, gajah dimandikan dan dibersihkan lukanya dengan cairan antiparasit.
"Gajah diberi pakan pelepah pisang, minum, dimandikan untuk menjaga kelembaban kulit, dan penyemprotan antiparasit (gunasex) pada area luka," sambungnya.
Yusmono menerangkan, semprotan antiparasit digunakan untuk membunuh belatung di area luka, serta untuk mencegah ektoparasit hinggap.
Tubuh Gajah Ambruk, Kondisinya Menurun
Pada Minggu (27/10/2024) pukul 08.00 WIB, petugas kembali melakukan penggiringan ke titik evakuasi lain di Tebing Indah yang berjarak kurang lebih 300 meter.
Penggiringan kedua dilakukan karena lokasi pertama berupa lahan terbuka dan tidak ada pohon besar untuk berteduh.
Di titik evakuasi kedua, kata Yusmono, petugas memeriksa kondisi gajah dan melakukan perawatan lanjutan.
"Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap, pemasangan pancang untuk rencana handling perawatan lanjutan, pembuatan bak minum, dan penyediaan peralatan penyemprotan untuk memandikan gajah agar kelembaban kulit terjaga," terangnya.
Namun, sekitar pukul 14.35 WIB, gajah ambruk dan kondisinya semakin menurun.
Melihat itu, petugas kemudian segera melakukan penanganan medis.
"Kondisi menurun, lesu, lemah dan respons tubuh menurun. Kemudian, dilakukan penanganan medis berupa pemberian cairan infus, pembersihan luka dan penyemprotan antiparasit (gusanex)," tambahnya.
Dikatakan Yusmono, mamalia tersebut akhirnya tidak dapat bertahan dan dinyatakan mati pada pukul 15.18 WIB.
Usai dinyatakan mati, petugas kemudian mengambil sampel luka luar dan melakukan nekropsi.
Berdasarkan hasil nekropsi, gajah betina yang berumur sekitar 25 tahun itu mati karena infeksi dan dehidrasi berat.
"Gajah tersebut tidak dapat diselamatkan karena penurunan kondisi fisik akibat dehidrasi berat dan infeksi yang sudah menyebar," kata Yusmono.
Sementara itu, penyebab luka diduga akibat serangan gajah jantan yang sedang dalam masa birahi.
"Dugaan sementara dari hasil pemeriksaan dan nekropsi dokter hewan, luka tersebut akibat serangan gajah jantan yang sedang dalam masa birahi," tutupnya.
Gajah betina itu pun dikubur pada pukul 18.19 WIB di lokasi Tebing Indah, Unit 8, Benakat 2
Gajah Sempat Dimandikan Warga sebelum BKSDA Datang
Sebelum ditangani petugas BKSDA, gajah (Elephas maximus sumatranus) betina itu hilir mudik di sekitar rumah bahkan masuk ke bawah tenda hajatan milik warga.
Tubuhnya tampak kurus dan mengalami luka di bagian leher.
Luka tersebut bahkan sudah membengkak, membusuk dan mengeluarkan belatung.
Karena kondisinya yang lemas dan mengalami luka, ia terlihat kesulitan untuk berjalan.
Seorang warga bernama Selamat (39) mengatakan bahwa pada Jumat pagi ia mendengar ada warga berteriak karena melihat gajah liar.
Warga merasa panik dan takut karena mengira satwa bertubuh besar itu akan bertindak agresif.
"Kami kaget mendengar teriakan warga lain yang melihat gajah besar ini dekat rumah. Biasanya gajah liar sangat agresif, tetapi yang ini justru tampak jinak dan tidak menyerang. Meski begitu, ia terlihat kesakitan dan berjalan tertatih, bahkan menabrak pagar rumah warga," ucapnya, Sabtu (26/10/2024) dikutip dari RMOL Sumsel.
Warga kemudian berinisiatif memandikan dan membersihkan luka serta belatung yang mengerubungi leher gajah dengan tembakau.
Satwa lalu ditempatkan di belakang rumah salah seorang warga.
Seorang warga lainnya bernama Supar mengatakan, selama diurus warga, satwa endemik Sumatra tersebut belum mau makan.
Pemerintah desa lalu berkoordinasi dengan pihak BKSDA Sumsel untuk mengevakuasi sang gajah.

Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
25/03/25
Bayi Gajah yang Tersesat di Kebun Sawit Dievakuasi ke PLG Minas
11/03/25
Harapan Baru, Gajah Septi Lahirkan Anak dalam Kondisi Sehat
20/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
07/02/25
Ketika Kepentingan Gajah masih menjadi Prioritas ke-13
30/01/25
Infeksi dan Dehidrasi, Seekor Gajah Betina Mati di PALI
29/10/24
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
