Penyelundupan 18 Nuri Kepala Hitam Digagalkan BKSDA Maluku

Gardaanimalia.com – Penyelundupan 18 ekor nuri kepala hitam (Lorius lory) berhasil digagalkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku pada Kamis, (19/9/2024).
Belasan satwa endemik asal Papua tersebut disembunyikan melalui kapal KM Leuser di tengah perjalanan dari Saumlaki menuju ke Ambon.
Petugas polisi kehutanan BKSDA Maluku, Seto, mengatakan ia mendapatkan informasi terkait keberadaan burung paruh bengkok tersebut dari seorang penumpang.
“Jadi, ada salah satu penumpang yang mendengar suara burung di gudang penyimpanan makanan di dek 3 kapal ketika perjalanan tengah berlangsung,” kata dia, dikutip dari Terasmaluku.com.
Mendapati hal tersebut, Seto mengaku bergegas berkoordinasi petugas terkait. BKSDA Maluku Pos Pelabuhan Yos Sudarso Ambon bersama Pelni dan staf pelabuhan, marinir, KSOP, Kodam XVI Pattimura, Kapolsek dan nahkoda KM Leuser melakukan pemeriksaan kapal.
Dari hasil pemeriksaan terbukti ditemukan satu kandang kerangkeng besi berwarna hitam, berisi burung nuri kepala hitam.
“Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, burung-burung tersebut dalam keadaan sehat,” jelas Seto.
Belasan nuri kepala hitam itu langsung dipindahkan ke Pusat Konservasi Satwa (PKS) Kepulauan Maluku, Ambon, untuk dilakukan proses karantina dan rehabilitasi sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitat aslinya.
Status dan Perlindungan Nuri Kepala Hitam
Meskipun status keterancamannya tidak terancam secara global atau Least Concern, Lorius lory merupakan satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2018 serta masuk ke dalam kategori CITES Appendix II.
Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, siapa pun yang dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup dapat dipidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp100 juta.

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
29/04/25
Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit
24/03/25
Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik
21/03/25
FLIGHT: Penyelundupan Burung Kicau sudah Seperti Minum Obat, Tiga Kali Sehari!
13/03/25
Burung-Burung Migran di Pantai Sasa dan Masa Depan Mereka
07/03/25
Empat Ekor Kakatua dari Seram Gagal Dibawa menuju Pulau Ambon
20/02/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
