Sempat Dianggap Punah, Ekidna Ditemukan di Papua

Gardaanimalia.com - Seekor ekidna paruh panjang attenborough (Zaglossus attenboroughi) ditemukan di Pegunungan Cycloop Papua setelah 62 tahun menghilang.
Mamalia unik tersebut ditemukan oleh tim gabungan BRIN, BBKSDA Papua, Universitas Cenderawasih, dan Universitas Oxford saat melaksanakan pelatihan biodiversitas pada Juni dan Juli lalu.
Biologis Universitas Oxford James Kempton mengatakan, rekaman ekidna tersebut timnya dapatkan dari kartu memori terakhir, di kamera perangkap terakhir, pada ekspedisi terakhir.
"Saya sangat senang, seluruh tim sangat senang," ucap James Kempton, mengutip BBC pada 13 November 2023.
Ia juga mengatakan, penemuan spesies tersebut diverifikasi oleh pernyataan dua ahli mamalia Australasia, yaitu Kris Helgen dan Tim Flannery.
Keduanya mengonfirmasi bahwa satwa yang tertangkap di dalam kamera perangkap memang merupakan ekidna paruh panjang attenborough.
Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati BRIN Amir Hamidy mengatakan, spesies tersebut masuk ke dalam daftar satwa kritis (critically endangered) menurut Daftar Merah IUCN.
Namun, ekidna paruh panjang attenborough belum masuk ke dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia.
Hanya Dua Spesies Ekidna yang Dilindungi di Indonesia
Amir menyebut, ada dua spesies ekidna yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.
"Hanya ada dua spesies mamalia monotremata yang masuk sebagai jenis dilindungi di Indonesia, yaitu Tachyglossus aculeatus dan Zaglossus bruijnii," ujar Amir, Sabtu (11/11/2023), mengutip CNN Indonesia.
Sebelumnya, satwa ini hanya diketahui dari satu spesimen yang dikoleksi oleh botanis Belanda Pieter van Royen pada 1961.
Ekidna paruh panjang attenborough sempat dianggap punah sampai 2007, ketika satu ekspedisi di Papua Nugini menemukan lubang bekas galian hidungnya.
Pada 2017, ekidna paruh panjang attenborough masuk ke dalam daftar 25 spesies "paling dicari" oleh lembaga internasional Global Wildlife Conservation.
Ekidna merupakan satwa yang masuk ke dalam ordo monotremata, yaitu mamalia yang tidak mempunyai puting susu dan memiliki kloaka.
Karakteristik lain yang menarik dari satwa monotremata adalah mereka merupakan satu-satunya kelompok mamalia yang bertelur.
Selain Zaglossus attenboroughi, terdapat empat spesies lain yang masuk ke dalam ordo monotremata.
Keempatnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus), ekidna paruh pendek (Tachyglossus aculeatus), ekidna paruh panjang barat (Zaglossus bruijnii), dan ekidna paruh panjang timur (Zaglossus bartoni).

FATWA: Satwa yang 'Bangkit dari Kepunahan'
17/03/25
Sempat Dianggap Punah, Ekidna Ditemukan di Papua
15/11/23
Ekidna, Mamalia Bertelur Asli Papua Mirip Landak Mini
29/11/21
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
