Gardaanimalia.com - Selusur maninjau yang memiliki nama ilmiah
Homaloptera gymnogaster merupakan spesies ikan yang berasal dari genus
Homaloptera.
Terdapat beberapa spesies dari genus
Homaloptera yang ditemukan di Indonesia. Namun,
Homaloptera gymnogaster merupakan satu-satunya spesies dari genus ini yang dilindungi secara penuh oleh pemerintah Indonesia.
Sebagian besar masyarakat belum banyak mengetahui informasi terkait ikan selusur maninjau dan status konservasinya di alam. Sehingga masih sering ditemui masyarakat mengonsumsi atau menjadikannya sebagai ikan hias.
Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang ikan selusur maninjau. Yuk simak informasi berikut ini!
[caption id="attachment_10968" align="aligncenter" width="714"]

Selusur Maninjau
(Homaloptera lepidogaster) | Foto: alamendah.org[/caption]
Sinonim dan Etimologi
Pada mulanya, selusur maninjau mempunyai nama ilmiah
Homaloptera gymnogaster yang dicetuskan oleh Bleeker pada 1853.
Berdasarkan nama generik ikan ini masuk dalam kelompok
Homalopterula dengan sinonim
Homaloptera gymnogaster, (Bleeker: 1853).
Kemudian pada 1916, Weber & de Beaufort juga mencetuskan
Homaloptera lepidogaster sebagai nama sinonim dari
Homaloptera gymnogaster. Ott (2009) menyatakan
Homalopterula merupakan genus dari
Homaloptera.
Akhiran
-ula mengacu pada tubuh ikan yang berukuran kecil, dan penamaan
gymnogaster berasal dari Bahasa Yunani
(gumnos) yang berarti telanjang dan gaster yang berarti perut. Hal ini disebabkan antara sirip perut selusur maninjau terdapat permukaan perut tanpa sisik.((https://www.seriouslyfish.com/species/homalopterula-gymnogaster/))
Morfologi
Secara umum,
Homalopterula gymnogaster memiliki badan bagian depan yang datar dengan sirip dada dan sirip perut memanjang ke arah samping.
Sirip punggungnya berada di belakang sirip perut, terdapat 60-73 sisik pada gurat sisi, awal sirip dubur lebih dekat ke pangkal sirip ekor daripada pangkal sirip perut, bagian perut berada di depan sirip perut dan tidak terdapat sisik pada bagian tersebut.
Ukuran ikan saat dewasa berkisar antara 6-6,5 cm dengan panjang maksimal 7,5 cm.((https://kkp.go.id/djprl/lpsplserang/artikel/34786-selusur-maninjau))
[caption id="attachment_10969" align="aligncenter" width="797"]

Ilustrasi
Homaloptera gymnogaster | Foto: wikipedia.org[/caption]
Habitat
Selusur maninjau merupakan ikan endemik Danau Maninjau, Sumatera Barat. Spesies ikan ini menghuni danau yang cenderung berada di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 100-1800 meter dpl. Namun, keberadaannya juga dapat ditemukan pada aliran sungai sekitar danau.((Cahyadi, R., Zakaria, I. J., & Roesma, D. I. (2021). Morphological analysis of Homaloptera gymnogaster Bleeker, 1853 (Family: Balitoridae) from different elevations in Central Sumatra, Indonesia. Iranian Journal of Ichthyology, 8(1), 41-51))
[caption id="attachment_10970" align="aligncenter" width="732"]

Distribusi sebaran
Homaloptera gymnogaster di Indonesia | Foto:
IUCN[/caption]
Menurut data IUCN
Red List, selusur maninjau tersebar luas di beberapa daerah di Sumatera Barat.
Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi pada 2021. Penelitiannya terkait perbedaan morfologi ikan tersebut dengan mengambil beberapa sampel
Homalopterula gymnogaster di dataran tinggi Sumatera Barat.
Dalam penelitiannya ikan selusur maninjau pernah ditemukan di beberapa tempat berbeda seperti Danau Maninjau, Danau Gunung Tujuh, dan Sungai Batang Toru.((CAHYADI, R., ZAKARIA, I. J., & ROESMA, D. I. (2021). Morphological analysis of Homaloptera gymnogaster Bleeker, 1853 (Family: Balitoridae) from different elevations in Central Sumatra, Indonesia. Iranian Journal of Ichthyology, 8(1), 41-51))
Status Konservasi dan Perlindungan Ikan Selusur Endemik Maninjau
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.106 Tahun 2018 menegaskan selusur maninjau sebagai spesies ikan yang dilindungi.
Berdasarkan data IUCN
Red List, spesies ini menyandang status
Least Concern atau berisiko rendah dalam menghadapi kepunahan.
Namun bukan berarti status ini menjadi alasan untuk mengeksploitasi tanpa adanya pengendalian dan pertanggung jawaban.
Saat ini, jumlah populasi dewasa selusur maninjau berkisar 10.000-100.000 individu.((www.iucnredlist.org))
Ikan ini sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat lokal Sumatera Barat dan kerap dijual sebagai ikan hias.
Penangkapan yang berlebihan tersebut akan semakin mengurangi jumlah populasi ikan. Hal ini juga mengakibatkan rusaknya habitat aslinya mereka seperti terjadinya pencemaran air, degradasi lahan, pemanasan global dan hilangnya sumber makanan.((https://kkp.go.id/djprl/lpsplserang/artikel/34786-selusur-maninjau))
Solusi yang dapat dilakukan untuk mempertahankan jumlah dan status konservasi yaitu dengan cara membudidayakan secara hati-hati dan bertanggung jawab.
Utamanya adalah dengan tidak melakukan penangkapan dan merusak lingkungan yang berakibat fatal pada keberlangsungan hidup selusur maninjau.