[caption id="attachment_18578" align="aligncenter" width="1037"] Suasana diskusi publik tentang Masa Depan Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru, Kamis (9/3/2023). | Foto: Dok. Satya Bumi[/caption]
Gardaanimalia.com - Dalam upaya penanganan masalah orangutan tapanuli di Batang Toru, Satya Bumi bersama The Society of Environmental Journalist (SIEJ) mengadakan diskusi bertajuk "Masa Depan Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru" di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023).
Acara dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Executive Vice President Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi PT PLN (Persero) Weddy Bernadi Sudirman, Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Eksekutif Nasional Walhi, Peneliti Kehutanan USU Onrizal, Jurnalis Jaringid Abdus Somad, dan Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien.
Pembangkit Listrik Diduga untuk Sokong Industri
Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Eksekutif Nasional Walhi Uli Arta Siagaan mengatakan, Batang Toru tak hanya sekadar landscape hutan tapi bentang kehidupan. Sekitar 130 ribu jiwa, bergantung pada ekosistem tersebut. Ia melihat bahwa penambahan pasokan energi yang dilakukan PLTA memungkinkan terjadinya pembangunan industri, dan pembangunan-pembangunan tak berkelanjutan lainnya. Tak hanya itu, Ia juga mempertanyakan keberpihakan PLTA, apakah untuk rakyat atau kebutuhan industri. "Kami mencurigai sebenarnya, bisa saja pembangkitan energi dipakai untuk menopang industri yang ada di sana. Jadi, sebetulnya politik energi bukan untuk menopang kehidupan masyarakat, justru menopang industri," ujarnya. Di mana, lanjut Uli, ketika aktivitas tersebut semakin masif, maka hal itu juga akan secara terus-menerus merusak bentang kehidupan di Batang Toru. "Bisa dibayangkan ketika pohon hilang, erosi akan semakin masif terjadi. Lagi-lagi yang harus menanggung adalah masyarakat," tambah Uli. Sementara, Executive Vice President Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi PT PLN (Persero) Weddy Bernadi Sudirman, menangkis dugaan tersebut. "75 juta pelanggan di Indonesia itu konteksnya adalah rumah tangga. Itu 95% rumah tangga, pelanggan industri itu kecil banget. Jadi, artinya PLTA Batang Toru itu hadir untuk masyarakat bukan industri," ucapnya. Weddy menyebut, bahwa pemerintah memiliki komitmen Net Zero Emission pada 2060. Pembangunan PLTA dilakukan sebagai pengganti dari PLTU yang kini memberikan 80% lebih pasokan listrik di Indonesia.Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru
[caption id="attachment_18465" align="aligncenter" width="1600"]