[caption id="attachment_4455" align="aligncenter" width="792"] Tengkorak kepala Harimau jawa dan Harimau bali yang merupakan koleksi LIPI. Foto: Dok. Rahmadi Rahmad/Mongabay Indonesia[/caption]
Gardaanimalia.com - Harimau bali atau Panthera tigris balica punah pada 27 September 1937 setelah seekor betina dibunuh di Sumberkima, Bali. Matinya betina tersebut membuat Harimau bali menjadi subspesies harimau pertama yang punah.[1]
Ada penampakan dalam beberapa tahun kemudian, tetapi tidak pernah terbukti bahwa Harimau bali masih ada. [2]
Harimau bali tidak pernah ditangkap hidup-hidup dan dipamerkan di kebun binatang. Meski demikian, sisa-sisa tengkorak, kulit, dan tulang Harimau bali saat ini masih dapat dilihat di museum.
Harimau Bali dan Subspesies Lainnya
Awalnya ada 8 subspesies harimau, tetapi saat ini hanya ada 5 yang masih bertahan. Lima subspesies tersebut adalah Harimau siberia, Harimau indochina, Harimau china selatan, dan Harimau sumatera. Harimau bali, Harimau jawa, dan Harimau kaspia sudah dinyatakan punah. Dari kedelapan subspesies itu, Harimau Bali adalah yang paling kecil. Persebaran harimau bali juga tidak luas, karena mamalia pemakan daging ini hanya ditemukan di Pulau Bali. Karena luas Bali relatif kecil, populasi harimau Bali diperkirakan tidak terlalu banyak.[3]Karakteristik Harimau Bali
Harimau bali memiliki nama ilmiah Panther tigris balica, mulai hidup pada Zaman Pleistosen atau 20.000 tahun yang lalu. Di bawah ini beberapa karakteristik Harimau bali.[4]- Ukuran Harimau bali dewasa berkisar 190–230 cm dan beratnya 65–100 kg.
- Harimau ini mempunyai warna rambut oranye gelap dan sedikit garis.
- Hal yang paling khas dari harimau ini adalah adanya pola atau corak seperti batang di kepalanya.
Penyebab Kepunahan Harimau Bali
Sebelum kedatangan penjajah Belanda, harimau sangat dihormati dan ditakuti oleh penduduk lokal. Setidaknya hingga akhir abad ke-17 diperkirakan ada 300 ekor yang masih hidup. Area Bali yang sempit sehingga tidak mendukung kapasitas hidup harimau, serta ditambah adanya perburuan oleh kolonial Belanda yang menganggap perburuan hewan liar seperti harimau sebagai prestise, secara langsung dan pasti mendorong harimau bali ke dalam jurang kepunahan. Selain itu, tidak seperti saudara jauhnya yakni kucing, kemampuan reproduksi harimau berjalan lambat. Setelah mengandung selama 90-105 hari anak harimau setidaknya harus diasuh oleh induknya selama 2-3 tahun hingga mereka mampu hidup mandiri dan apabila induknya mati maka kelangsungan hidup sang anak akan menurun drastis.Sumber dan referensi: