Johny Sebut Pemuda di Punggung Paus Bukan Pemburu

Putri Nur Aisyah
3 min read
2024-06-21 19:38:06
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - BBKSDA Papua Barat angkat suara terkait video viral yang menampilkan tiga pemuda naik di atas punggung paus sperma di perairan Raja Ampat, Papua Barat.

Video ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat terhadap perlindungan satwa liar.

Kepala BBKSDA Papua Barat Johny Santoso menjelaskan bahwa kejadian yang terlihat dalam video tersebut sebenarnya terjadi di kawasan konservasi di perairan daerah.

"Kami memahami kekhawatiran sekaligus kepedulian masyarakat terhadap kelestarian satwa liar khususnya paus ini," ujarnya kepada Garda Animalia, Jumat (21/6/2024).

Namun, lanjutnya, yang sebenarnya terjadi adalah masyarakat yang ada di video itu sama sekali bukan pemburu. Mereka merupakan anggota tim gabungan evakuasi.

Para pemuda yang terlibat dalam insiden tersebut merupakan bagian dari tim gabungan yang membantu dalam proses evakuasi.

Tim terdiri dari Jaga Laut Misool Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Raja Ampat, Perusahaan Mutiara Lokasi Kasam, serta warga Kampung Tomolol.

Paus Sperma Mati secara Alami


Paus sperma tersebut ditemukan dalam keadaan mati pada 4 Juni 2024 lalu di pesisir pantai Kampung Tomolol.

Sebelumnya, paus bernama ilmiah Physeter macrocephalus itu sempat terlihat berenang sendiri di wilayah perairan Distrik Misool Timur, Raja Ampat.

Berdasarkan penilaian dari Tim Jaga Laut Misool, paus diperkirakan berusia puluhan tahun dan meninggal secara alami, tanpa tanda-tanda adanya upaya perburuan.

Luka yang terdapat di perut paus tersebut diduga disebabkan oleh gigitan predator alami di lautan, seperti hiu.

Evakuasi bangkai paus dilakukan dengan mengikatnya di lokasi yang jauh dari permukiman penduduk. Hal tersebut guna mencegah kedatangan predator laut yang dapat berpotensi konflik dengan masyarakat setempat.

Johny Santoso menegaskan, tindakan ini diambil untuk menjaga keamanan dan mengurangi potensi konflik antara satwa liar dan manusia di wilayah yang padat penduduk.

Melalui ini, pihak BBKSDA Papua Barat juga memberikan pemahaman kepada publik terkait kejadian tersebut.

Di antaranya dengan menjelaskan bahwa itu adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengelola situasi dengan aman dan bertanggung jawab.

"Langkah-langkah evakuasi dan pengelolaan bangkai paus dilakukan agar tidak menarik perhatian predator alami laut. Seperti hiu ke wilayah yang padat penduduk. Tujuannya, mengurangi potensi konflik antara satwa liar dan manusia," pungkasnya.

Tags :
satwa dilindungi Raja Ampat paus sperma bbksda papua barat
Writer: Putri Nur Aisyah
Pos Terbaru
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Berita
25/04/25
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Berita
24/04/25
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Berita
24/04/25
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Berita
23/04/25
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Berita
22/04/25
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Berita
21/04/25
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25