[caption id="attachment_20668" align="aligncenter" width="1600"] Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. | Foto: Rokhmad/Garda Animalia[/caption]
Gardaanimalia.com - Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengakibatkan lebih dari 500 hektare kawasan terbakar.
Mulai dari tanaman hutan hingga padang sabana di empat wilayah, di antaranya Resort PTN Wilayah Coban Trisula, Ranupani Lumajang, Tengger Lautan Pasir Probolinggo, dan Penanjakan Pasuruan.
Berdasarkan catatan petugas, kebakaran di kawasan TNBTS sudah terjadi tiga kali dalam kurun waktu dua bulan pada tahun 2023.
Pertama, kebakaran terjadi pada Agustus 2023 dengan titik api berada di kawasan Lereng Gunung Semeru. Kedua, kebakaran kembali terjadi pada bulan yang sama, yakni di kawasan Tebing kaldera Pegunungan Bromo.
Lokasi kedua berada tepat di perbatasan Resort PTN Wilayah Coban Trisula dan Ranupani. Terakhir, kebakaran terjadi di padang sabana yang berada di Resort PTN Tengger Lautan Pasir yang dipicu aktivitas pre-wedding.
Meski petugas sempat kesulitan melakukan pemadaman, tapi akhirnya BNPB berhasil mengendalikan si Jago Merah menggunakan Helikopter Super Puma. Ditambah pula dengan adanya hujan yang sempat turun.
Dampak Kebakaran pada Ekosistem
Hasil assessment tim yang dibentuk Balai Besar TNBTS, kebakaran itu mengakibatkan sejumlah tanaman seperti rumput ilalang, semak belukar hingga pohon jadi rusak. Selain itu, Ketua Tim Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan Balai Besar TNBTS Hendra Wisantara menyebutkan, dampak juga terjadi pada satwa. "Hasil monitoring sementara, kita menemukan beberapa sarang burung dan mamalia tanah yang terbakar," ujarnya. [caption id="attachment_20667" align="aligncenter" width="1280"]