[caption id="attachment_16640" align="aligncenter" width="1280"] Ilustrasi gajah sumatra di Aceh Timur. | Foto: Hasil tangkapan layar/Serambi News[/caption]
Gardaanimalia.com - Puluhan hektare kebun di kawasan Gampong Blang Pante dan Peureupok diporak-porandakan puluhan ekor gajah (Elephas sumatrensis).
Mukim Pante Bahagia, Kecamatan Paya Bakong, Usman menyebut, konflik ini terjadi karena adanya pembukaan lahan besar-besaran di habitat alami gajah sumatra.
"Ini karena ada pembukaan lahan perkebunan besar-besaran oleh perusahaan di Aceh Utara. Sehingga areal hutan yang selama ini menjadi sumber makan bagi binatang tersebut, kini menjadi lahan perkebunan," jelasnya, Selasa (6/12).
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata kerusakan kebun milik warga untuk disampaikan ke pihak terkait. Sementara ini, terdata kerusakan yang terjadi mencapai 50 hektare kebun dan sekitar 15 rumah.
"Kerusakan bervariasi, salah satunya yang terparah milik Laili. Dari empat hektare kebun pinang yang sudah mulai panen, hanya tersisa sekitar beberapa batang lagi," ungkap Usman.
Biasanya, kata Usman, kawanan satwa liar itu langsung kembali ke hutan ketika dihalau oleh warga. Namun, kali ini sudah sekitar empat bulan berada di kawasan tersebut.
Staf BKSDA Resor Aceh Utara, Nurdin mengatakan, ada sekitar 50 ekor gajah sumatra di Aceh Utara. Kini, mereka terbagi menjadi dua kelompok.
Ia merincikan, satu kelompok sering melintas dari Langkahan sampai Paya Bakong. Sedangkan, satu kelompok lagi melintas dari Geureudong Pase ke Sawang.
Tetapi, ujar Nurdin, ekses pembukaan lahan baru oleh sejumlah perusahaan di Aceh Utara menyebabkan hutan tempat mereka tinggal semakin sempit.
Oleh sebab itu, menurutnya, pembukaan lahan baru harus diawasi agar tidak mengganggu satwa dilindungi tersebut. "Kemarin saya sudah turun ke Paya Bakong untuk mengantarkan mercon," tutur Nurdin, dalam kasus menghalau gajah.
https://youtu.be/DUCIIOeLbVA
Berita
Gajah Rusak Kebun Warga Akibat Pembukaan Lahan Besar-Besaran di Habitatnya
8 Desember 2022|By Anugerah Eka


Anugerah Eka
Belum ada deskripsi