[caption id="attachment_19274" align="aligncenter" width="855"] Kelompok primata yang berkerumun di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). | Foto: iNews Balikpapan/Istimewa[/caption]
Gardaanimalia.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur larang warga beri makan primata liar di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
Larangan ini ditegaskan oleh Kepala BKSDA Kalimantan Timur Ari Wibawanto. Dengan alasan perilaku satwa yang dapat berubah jika diberi makan manusia.
"Yang biasanya cari makan sendiri, jadi tergantung pada manusia," kata Ari, Rabu (7/6/2023).
Menurutnya, kesejahteraan satwa liar dilihat dari kemampuan mereka mencari makan dan mempertahankan hidup secara liar.
Jika satwa terus diberi makan oleh manusia, mereka akan terbiasa dan hal ini dapat pancing satwa untuk terus meminta.
Satwa liar yang menjadi perhatian di sekitar IKN adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca nemestrina).
Kedua spesies ini kerap minta makan pada pengendara yang lewat di jalur pintu masuk IKN KM 3 Samboja Barat, Kutai Kartanegara.
Secara keseluruhan, jelas Ari, kawasan IKN dikelilingi hutan yang kondisinya masih baik, tempat primata seharusnya dapat hidup secara liar.
Selain monyet ekor panjang dan beruk, Ari katakan hutan di sekitar IKN juga menjadi habitat bekantan (Nasalis larvatus).
Bekantan adalah salah satu satwa yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.
Namun, Ari menekankan, seluruh primata harus mampu hidup secara liar meski satwa itu tidak masuk spesies dilindungi.
"Ini menjadi bahan pertimbangan kami, kalau akhirnya mereka tidak bisa mencari makan sendiri, maka kesejahteraan hidupnya akan terganggu," lanjut Ari.


Aditya
Belum ada deskripsi