[caption id="attachment_16340" align="aligncenter" width="879"] Ilustrasi macan tutul jawa, satwa dilindungi yang sebarannya mulai dari Provinsi Banten hingga kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. | Foto: Conservation International/BBKSDA Jawa Barat/Rawayan[/caption]
Gardaanimalia - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sedang menyelidiki keberadaan macan tutul jawa di Gunung Muria, sebuah gunung bertipe stratovolcano.
Satwa dilindungi bernama ilmiah Panthera pardus melas tersebut diduga memangsa ternak warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Rabu (26/10).
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto mengungkapkan bahwa kini Resor Konservasi Wilayah (RKW) I Pati Barat sudah diturunkan ke lokasi untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.
Menurutnya, kematian ternak milik warga Jepara itu memang diakibatkan oleh hewan buas. Namun, lanjutnya, saat ini tim masih menelusuri penyebab pasti kematian ternak tersebut.
"Melalui Resor Pati sudah melakukan pengecekan ke Desa Tempur. Kami sudah koordinasi, memang ada satwa yang mati di kandang. Tapi belum tahu, apakah itu dimangsa macan tutul atau anjing hutan," paparnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penelusuran tersebut terkendala cuaca. Curah hujan yang tinggi membuat tim kesulitan untuk menelusuri jejak hewan buas tersebut.
"Petugas sudah mengecek ke sana, tapi kejadian tersebut sudah satu hari lebih. Yang pasti di kawasan itu memang ada macan tutul juga anjing liar. Nah anjing liar juga bisa memangsa ternak di kawasan hutan," terusnya.


Garda Animalia
Belum ada deskripsi