[caption id="attachment_24428" align="aligncenter" width="719"] Ilustrasu harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). | Foto: Arifnugraha02/Wikimedia Commons[/caption]
Gardaanimalia.com - Konflik harimau dan manusia lagi-lagi terjadi.
Kali ini, seorang pekerja bibit akasia di kawasan konsesi PT Arara Abadi bernama Dani (43) luka akibat konflik dengan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Peristiwa terjadi pada Sabtu (17/8/2024), sekitar pukul 02.30.WIB di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ketika itu, korban sedang tertidur pulas di Camp Pelun B setelah seharian bekerja.
"Ia saat itu tidak sadar ada satwa liar yang mencakar kepala korban, karena korban sedang posisi tertidur. Korban yang merasa kesakitan di bagian kepala terbangun lalu tangan korban meraba kepala dan korban menyadari bahwa darah segar sudah bercucuran di tempat tidur," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar pada Garda Animalia, Kamis (22/8/2024).
Di tengah kesakitan, korban lantas membangunkan rekannya bernama Abu Bakar untuk meminta pertolongan.
Rekan-rekannya kemudian melakukan pengecekan sekitar lokasi kamp.
"Menggunakan senter, rekan korban sesama pekerja semat mengecek di sekitar, tetapi tidak menemukan apa pun," tambahnya.
Mereka lantas bergerak menuju klinik Bidan Yuni menggunakan pompong, sebuah alat transportasi laut tradisional yang ada di Kepulauan Riau.
Di tengah pemeriksaan, petugas merasa tak sanggup dan kemudian merujuknya ke klinik lain.
Dengan mengendarai sepeda motor, mereka datang ke dua klinik lainnya, yaitu Bidan Neli, dan Bidan Novia di Distrik Merawang.
Namun, keterbatasan alat di klinik tersebut membuat korban harus dirujuk ke RSUD Selasih, Pangkalan Kerinci.


Hasbi
Belum ada deskripsi