Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia

Gardaanimalia.com - Baru-baru ini, herpetolog Indonesia mempublikasikan penemuan spesies baru melalui jurnal dengan tajuk "A New Species of tree frog (Amphibia, Anura, Rhacoporidae) from Central Java, Indonesia".
Dalam publikasinya, peneliti memaparkan terkait taksonomi, biosistematika, serta memberikan penjelasan deskripsi lengkap terkait penemuan Zhangixalus faritsalhadii.
Katak-pohon farits alhadii (Zhangixalus faritsalhadi) ditemukan pertama kali di daerah Gunung Slamet, Jawa Tengah.
Penelitian dilakukan selama dua tahun lamanya (2020-2022). Katak-pohon ini diberikan nama Farits Alhadii sebagai bentuk penghormatan kepada herpetolog Indonesia yang mengumpulkan spesimen pertama kalinya. Melalui karyanya, banyak peneliti muda dan mahasiswa yang terbantukan.
Semasa hidupnya, Almarhum Farits Alhadii memiliki kontribusi dalam dunia herpetologi Indonesia.
Salah satu karya besar yang diinisiasi oleh Almarhum Farits Alhadii adalah Buku Amfibi Pulau Jawa- Panduan Bergambar dan Identifikasi yang diterbitkan pada Oktober 2021 lalu.
Saat pencuplikan data, sejauh ini Z. faritalhadii hanya ditemukan di dataran tinggi Gunung Slamet, Jawa Tengah.
Di sana, ia ditemukan di hutan rasamala (Altingia excelsa) yang dekat dengan rawa-rawa, jaraknya hanya sekitar 10 meter dari sungai utama.
Habitat Z. faritsalhadii dikelilingi oleh genangan air kecil yang terbentuk dari air yang mengalir.
Diperkirakan Z. faritsalhadii dapat ditemukan di daerah dataran rendah lainnya di Gunung Slamet. Hal tersebut muncul dalam basis data citizen science tercatat pada Februari 2020 oleh Khafizh
Morfologi Katak-pohon Farits Alhadii
Z. faritalhadii memiliki ukuran tubuh 37,6–40,7 milimeter untuk jantan, dan 50,7–54,5 milimeter untuk betina. Ukuran tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Z. prominanus dengan ukuran tubuh 44,4–58,5 milimeter untuk jantan, dan 60,5–70,7 milimeter untuk betinanya.
Perbedaan di antara kedua spesies ini terletak pada bentuk mulut. Z. faritalhadii memiliki bentuk mulut lebih oval dibandignkan Z. prominanus.
Selain itu, morfologi dari Z. faritsalhadii yang dapat dilihat jelas, yaitu pada bagian kelopak mata, kepala, dan daerah lubang hidung yang terdapat bitnik-bintik menonjol.
Ujung jari tangan dan kaki, bagian pangkal paha, siku bagian dalam dan lutut memiliki warna kebiruan.
Z. faritsalhadii memiliki kemiripan jarak genetik sebanyak 3,1 persen hingga 3,3 persen dengan A. prominanus yang persebarannya di Semenanjung Malaya dan Sumatra.
Spesiasi jenis ini bersifat alopatrik, artinya spesiasi alopatrik dapat terjadi karena adanya populasi terisolasi secara geografis terhadap spesies satu sama lain yang ada di daratan Sunda.
Spesies lainnya yang ditemukan di daratan Sunda, yaitu Z. prominanus; Z. achantharrhena; dan Z. dulitensis.

Spesies Baru Katak-pohon Sematkan Nama Herpetolog Indonesia
06/11/24
Peneliti Ungkap Penyebab Puluhan Paus Terdampar dan Mati di NTT
28/09/24
FATWA: Ular Mendengar tanpa Daun Telinga
26/08/24
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
