Investigasi

Kisah Pilu di Sinka Zoo Singkawang, Peristiwa Tragis di Kolam Buaya

19 Juni 2025|By Garda Animalia
Featured image for Kisah Pilu di Sinka Zoo Singkawang, Peristiwa Tragis di Kolam Buaya

Gardaanimalia.com - Irham Husin alias Ilham (45) tak pernah lupa dengan peristiwa tragis di kolam buaya Sinka Zoo Singkawang, dua tahun lalu.

Pengunjung kebun binatang itu kehilangan lengan kanannya setelah diterkam buaya di sana.

***

Matahari mulai condong ke barat saat kami tiba di kediaman Ilham di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.

Ilham diketahui tinggal di sebuah rumah couple di Gang Sahat, tak jauh dari jalan raya Singkawang-Sambas.

Tidak begitu sulit menemukan rumah itu. Nama Ilham cukup dikenal di daerahnya.

Terlebih, pascaperistiwa yang terjadi di kebun binatang Sinka Zoo Singkawang dua tahun lalu.

Setibanya di sana, kami dihampiri oleh seorang perempuan paruh baya. Ia lantas menanyakan maksud dan tujuan kedatangan kami.

“Ilham-nya lagi di luar. Sebentar saya panggil,” kata perempuan itu sembari mempersilakan kami masuk ke rumah, pada pertengahan Juni 2023 lalu.

Beberapa saat kemudian, perempuan yang belakangan diketahui bernama Hanima itu kembali datang bersama seorang laki-laki mengenakan kaos oblong tanpa lengan.

“Ilham,” laki-laki itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan kirinya.

Pria berusia 44 tahun itu menyambut kami dengan ramah, mempersilakan kami masuk dan duduk di ruang tamu.

Ilham duduk kursi dengan menghadap arah luar, sedangkan kami berada di kursi yang lain.

Suasana rumah itu tampak sederhana. Dinding rumahnya polos. Tidak ada hiasan maupun foto keluarga.

Hanya sebuah foto pernikahan Ilham dan istrinya yang dipajang di sudut ruangan.

Di rumah itu, Ilham tinggal bersama ibu dan istrinya. Ilham pun bercerita tentang peristiwa tragis yang nyaris merenggut nyawanya itu.

Dengan raut wajah yang penuh ekspresi, ia menceritakan secara detail peristiwa demi peristiwa yang dialaminya.

Ingatan tentang serangan buaya itu seakan terus mengelayuti pikirannya.

Menurut Ilham, peristiwa nahas itu berawal saat dirinya diminta mengantar tamu untuk berwisata ke kebun binatang Sinka Zoo Singkawang.

Setibanya di sana, tepatnya di depan kandang rusa, ban mobil yang dikendarainya kempes.

Ia lalu turun dari mobil untuk mengeceknya. Ternyata ban belakangnya bocor. Dirinya lantas bergegas mengganti ban tersebut dengan ban serep.

Sedangkan penumpang lainnya masih berada di dalam mobil. Begitu selesai mengganti ban, ia berinisiatif untuk mencuci tangannya. Namun, di sekitar lokasi tidak ada sumber air.

Spontan matanya tertuju pada kolam yang diselimuti semak dan tanpa plang peringatan.

Ia lalu menerobos pagar teralis yang mengelilingi kolam itu, yang ternyata tempat penangkaran buaya.

“Aku kira (kolam) sudah terbengkalai. Karena banyak semak dan sampah. Tak ada plang juga,” katanya.

Ilham mengaku, sebelum masuk ke kolam itu, ia sempat disarankan oleh salah seorang penumpang untuk membersihkan tangannya di toilet, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi.

“Ya saya pikir kalau harus berjalan kaki ke atas, lumayan jauh. Dan kalau pakai mobil takut kotor, jadi saya putuskan untuk mencuci tangan di situ,” katanya.

“Saya masuk lewat pagar yang memang sudah rusak,” sambungnya.

Begitu dirinya mencuci tangan dengan posisi jongkok, secara tiba-tiba tangan kanannya disambar oleh buaya. Saking kuatnya gigitan binatang buas itu, ia terseret dan masuk ke dalam kolam.

“Aku langsung diterkamnya. Diputar-putar. Aku pasrah. Dalam hatiku, mati dah,” lanjut Ilham mengenang peristiwa itu.

Dengan sekuat tenaga, ia berusaha melepaskan diri, hingga akhirnya tersadar bahwa lengan kanannya telah putus. Ia kemudian keluar dari kolam buaya itu.

“Lenganku putus. Darah di mana-mana. Aku lemas, sempat tersandar di pagar,” katanya sembari menunjukkan bekas serangan buaya yang membuat lengan kanannya buntung.

Ilham mengaku, peristiwa itu begitu cepat dan tidak ada seorang pun yang berani menolongnya.

“Penumpangku tidak berani menolong. Mereka coba minta bantuan, tapi memang di tempat itu tak ada orang,” katanya lagi.

Akibat serangan reptil ganas itu, Ilham harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Abdul Azis Singkawang, selama beberapa hari. Ia mengalami cacat seumur hidup.

Usai kejadian itu, Ilham mengaku sempat mengalami depresi. Serangan buaya itu tidak saja membuatnya kehilangan anggota tubuh tetapi juga pekerjaan.

“Tak ada yang mau menerima aku kerja. Sudah setahun aku menganggur. Makan, semuanya numpang istri,” katanya sembari mengusap air mata.

Usai bertemu Ilham di kediamannya, keesokan harinya, kami menelusuri kembali peristiwa itu dengan mengunjungi kolam buaya yang nyaris merenggut nyawa Ilham.

Di kolam itu, setidaknya ada dua ekor buaya muara. Seekor buaya berukuran kecil, dan seekor lagi berukuran sekitar empat meter.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Tim Liputan, buaya tersebut merupakan buaya titipan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat pada 2016 lalu.

Di sisi luar, beberapa ruas pagar yang terbuat dari besi mulai rusak. Tak heran jika pengunjung seperti Ilham bisa menerobosnya. Selain itu, di sekitar kolam buaya itu tidak dijaga oleh keeper.

Seperti diberitakan sebelumnya, Koordinator Lapangan Sinka Zoo Singkawang, Kardi menerangkan, saat kejadian, plang tersebut berada di semak-semak tidak jauh dari kolam.

Menurut penuturannya, ia juga tidak mengetahui siapa yang melepaskan dan memindahkan plang tersebut dari tempatnya dan menyimpannya di semak-semak tersebut.

Padahal, lanjut Kardi, plang tersebut merupakan plang baru yang pihaknya buat dan pasang di depan pagar kolam buaya tersebut.

“Kami juga tidak tahu. Biasa dibuangkan ke sana,” ujar Kardi seraya menunjuk arah kolam yang berisi buaya tersebut.

Kejadian pemindahan plang itu, kata Kardi, sempat pula terjadi sebelumnya. Bahkan, berberapa waktu lalu plang tersebut berada di dalam kolam buaya.

Apa yang menimpa Ilham hari itu menambah daftar peristiwa memilukan yang terjadi di Kebun Binatang yang dikelola CV Sinka Island Park tersebut.

Setahun sebelumnya, tepatnya 5 Februari 2021, dua ekor harimau benggala (Panthera tigris tigris) bernama Tora dan Eka lepas dari kandang dan menerkam seorang keeper hingga tewas.

Dikutip dari situs ksdae.menlhk.go.id, lepasnya dua harimau benggala itu diakibatkan karena terjadi longsor di sekitar kandang.

Longsoran tersebut meninggalkan rongga di sekitar kandang harimau dan menyebabkan dua harimau terlepas.

Hari itu, sekitar pukul 13.00 WIB, keeper bernama Agus mengeluarkan harimau benggala bernama Tora dan Eka untuk bermain di kolam.

Kolam ini terletak di belakang kandang harimau dan masih berpagar. Kegiatan ini merupakan kebiasaan dalam perawatan. Namun, setelah mengeluarkan harimau dari kandang, Agus pergi.

Dia lalu meminta rekannya menjaga kedua harimau yang berada di kolam itu. Namun, Agus tidak memastikan apakah rekan yang dimintai tolong tersebut menjalankan permintaannya untuk berjaga atau tidak.

Satu jam kemudian, Agus melihat keeper kuda, Fery Hermawan, tewas di dekat kandang harimau. Diduga Fery tewas karena diterkam harimau.


Liputan ini pertama kali diterbitkan Pontianak Post pada 19 April 2024 dengan dukungan hibah liputan Bela Satwa Project 2023 oleh Garda Animalia. 

Garda Animalia

Garda Animalia

Belum ada deskripsi

Related Articles