Berita

Sudah Diserahkan ke BKSDA Kalteng, Momo Siap Belajar di Sekolah

10 Juni 2025|By Garda Animalia
Featured image for Sudah Diserahkan ke BKSDA Kalteng, Momo Siap Belajar di Sekolah

Gardaanimalia.com - Satu bayi orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) bernama Momo ditemukan di sekitar hutan Desa Dahian Tambuk, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Lima bulan lalu, Momo ditemukan oleh Pendi, seorang warga sekitar yang membawa dan merawat bayi orangutan berusia 1,5 tahun tersebut ke rumahnya.

Setelah mendapatkan informasi mengenai penyerahan satwa liar dilindungi di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng dan kontak dari tim SKW (Seksi Konservasi Wilayah) I Wildlife Rescue Unit (WRU), Pendi langsung melaporkan keberadaan bayi orangutan Momo kepada petugas.

Dilansir dari akun Instagram BKSDA Kalteng (@bksda_kalteng) laporan Pendi telah ditindaklanjuti pada Kamis (5/6/2025).

Tim WRU SKW 1 Balai KSDA Kalteng bersama Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation mendatangi kediaman Pendi untuk melakukan serah terima.

Usai serah terima, Momo dibawa ke pusat rehabilitasi BOSF yang berada di Nyaru Menteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Head of Communications BOS Foundation, Paulina Laurensia Ela, menjelaskan Momo dalam kondisi sehat dan aktif saat pertama kali dibawa ke pusat rehabilitasi.

“Kalau dilihat dari dokter hewan saat melakukan pengecekan memang ada bekas luka patah di jari kanan Momo tapi sudah membaik,” ujar Pauline ketika dihubungi Garda Animalia, Selasa (10/6/2025).

Setelah mendapat pemeriksaan oleh dokter hewan, Momo akan menjalani masa karantina. Selama proses karantina berlangsung Momo dipastikan tidak akan bergabung dengan orangutan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisinya sehat dan terbebas dari penyakit yang dibawa oleh manusia.

Meski begitu, Momo tetap mendapat pelajaran mengenai pengenalan terhadap cara bertahan hidup di hutan dan ketika sudah siap Momo akan dilepasliarkan di hutan.

“Biasanya 7 hingga 9 tahun, ya waktu yang dibutuhkan untuk sekolah sebelum orangutan dilepasliarkan, tergantung dengan kemampuannya. Karena itu kenapa sekolah hutan penting agar dia (orangutan) bisa belajar untuk mengenal pakan alami, menghindari predator, dan bersosialisasi dengan orangutan lainnya” jelas Pauline

Pauline juga menjelaskan, peran petugas atau keeper sebagai ‘babysitter orangutan’ dalam pusat rehabilitasi memang penting untuk memberi edukasi terkait cara bertahan hidup. Namun, pengalaman sosial bersama orangutan lain tetap menjadi hal penting dalam membentuk perilaku mereka.


Foto sampul: Tangkapan layar dokumentasi BKSDA Kalteng

Penulis: Nadaa

Garda Animalia

Garda Animalia

Belum ada deskripsi

Related Articles