Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!

Gardaanimalia.com - Luar biasa dedikasi para environmentalist yang mengabdikan diri untuk menyurvei keberadaan macan tutul Jawa (Panthera pardus melas), predator terakhir setelah punahnya harimau. Mereka rela keluar masuk hutan bahkan di saat Ramadan.
Di antara para pengabdi konservasi itu adalah Agung Ganthar Kusumanto yang rela meninggalkan keluarganya berminggu-minggu untuk tinggal di dalam hutan.
Alumni Program Studi Biologi Institut Teknologi Bandung memulai pengabdiannya melestarikan macan tutul di Gunung Masigit Kareumbi sejak 2009.
Untuk bisa mendapatkan jawaban per WhatsApp saja, Garda Animalia harus menunggu pria ini keluar hutan hingga mendapat sinyal.
“Awalnya bagi saya mengabdi melestarikan macan tutul itu keren. Kemudian ketika saya mendalami, makin kejeblos, saya makin dalam merasakan keseruannya. Seperti dapat mainan yang keren, tetapi tingkat keseruannya berkembang tidak ada habisnya,” ujar pria yang akrab disapa Ganthar kepada Garda Animalia, 19 Maret 2025.
Ganthar banyak menghabiskan waktu di sekitaran landscape Papandayan (Garut, Bandung) dan landscape Masigit Kareumbi, Sancang, Papandayan, Kamojang, Cikuray, Kareumbi, Burangrang Tangkuban Bukit Tunggul, serta Gede Pangrango.
Ia juga mengeksplorasi Cikepuh, Ciremai, Gunung Simpang Tilu Tikukur, Rawa Danau Tukung Gede Aseupan Karang Parakasak (Banten), Halimun Salak, Kawasan Sisik Naga Purbalingga, dan Gunung Sawal.
Ia mengaku sering mengurus konflik macan tutul dengan masyarakat, terlibat pemeriksaan medis, melakukan evakuasi hingga melakukan investigasi keberadaan macan tutul.
“Filosofi dasar dari konservasi alam ini adalah mengamankan sumber daya kita untuk tetap bisa sustain selama mungkin. Saya pikir ini insting dasar manusia saja untuk bertahan. Saya memberikan privilege untuk bisa bermain di lingkungan ini,” ucap dia.
Agung Ganthar Kusumanto bersama buku berjudul Remembering Leopards. | Foto: Instagram @ganthar_dblck
Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan macan tutul sepulau Jawa dengan camera trap. Cam trapping dilakukan di sebagian besar landscape di Pulau Jawa dan harus selesai sesegera mungkin, dengan jadwal target yang kejar-kejaran.
Tidur-tiduran di hutan saat dini hari menanti matahari terbit adalah hal biasa baginya. Ia mengatakan, tim pemasangan camera trap pendataan macan tutul jawa rata-rata memang flying camp mania.
Bagi Ganthar, medan berbahaya jangan sampai merusak mental. Anggap saja masuk hutan seperti sedang piknik, katanya.
Ganthar dan tim Java-Wide Leopard Survey (JWLS) sudah memasang ratusan set camera trap di lebih dari 1000 petak survei, lokasi-lokasi itu setidaknya ada di 21 bentang alam habitat.
Semuanya dilakukan dalam rentang dua tahun dengan total delapan tim survei lapangan. Demikian diungkapkan Ganthar dalam Instagram pribadinya.
“Kami cukup sadar kami termasuk orang dari profesi langka. Ada hal-hal dari keseharian pekerjaan kami yang tidak banyak orang lain lakukan,” pungkasnya.

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
29/04/25
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
22/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
15/04/25
Jejak Karnivor Besar Terlacak di Gua dan Lokasi Konflik
07/06/24
Masih Muda, Macan Tutul Jawa Terekam di Hutan Sanggabuana
21/06/23
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah

Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil

Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari

Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!

Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni

Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri

Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran

Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres

Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
