[caption id="attachment_2693" align="aligncenter" width="654"] Satwa liar seperti Monyet ekor panjang banyak diperjualbelikan sebagai peliharaan. Foto: Gardaanimalia.com/pr[/caption]
Gardaanimalia.com - Saat ini banyak sekali perbincangan tentang kontroversi kepemilikan satwa liar, sebenernya apasih satwa liar itu? Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, di air dan di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.
Banyak orang memelihara satwa liar untuk dimanfaatkan dalam hal-hal tertentu, seperti dalam segi ekonomi, transportasi, penelitian dan keamanan.
Secara hukum, satwa liar ini boleh dipelihara asalkan dengan memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis satwa liar.
Namun dengan semakin menurunnya populasi satwa liar saat ini di habitatnya, bijakkah memelihara satwa liar untuk kesenangan? Jawabannya adalah tidak!
Kami jabarkan satu-satu alasannya:
Peran Satwa Liar di Alam
Kehidupan satwa liar berperan sangat besar pada ekosistem hutan, sebaliknya hutan juga menyediakan sumber makanan, dan rumah bagi satwa. Keberadaan hutan dan satwa berjalan saling beriringan dalam meneruskan kehidupan di muka bumi. Tak hanya bagi kehidupan mereka, kehidupan manusia pun bergantung besar pada keberadaan hutan dan satwa liar. Menurunnya populasi satwa liar dapat merusak kestabilan ekosistem hutan. Tanpa adanya satwa liar, perputaran rantai makanan, penyerbukan bunga, penyebaran biji dan penyuburan tanah tidak dapat berjalan dengan baik. Tak hanya di darat, Satwa air juga berperan sebagai penyaring zat pencemar air dan membersihkan air. Sehingga membantu menurunkan polusi yang disebabkan oleh manusia.Populasi yang Menurun
Seiring bertambah pesatnya jumlah penduduk dan kebutuhan dasar manusia, eksploitasi hutan terjadi secara berkelanjutan. Pengawahutanan (deforestasi) dan perburuan satwa liar dilakukan hingga lepas kendali. Semenjak pembukaan hutan dan mudahnya akses manusia keluar masuk hutan, satwa-satwa diburu dan diperdagangkan secara ilegal di pasar-pasar, beberapa dibunuh karena berkonflik dengan manusia. Dengan meningkatnya permintaan, secara otomatis akan tinggi pula angka perburuan satwa liar. Hal ini menjadi faktor penurunan populasi satwa di habitatnya. Perburuan burung secara besar-besaran juga menyebabkan kondisi yang disebut "silent forest," di mana hutan sudah sepi karena tak berpenghuni. Padahal, keberadaan burung merupakan indikator alami kualitas lingkungan.Kesejahteraan Satwa
Kesejahteraan satwa liar harus diperhatikan apabila dipelihara oleh manusia. Terdapat 5 hak kesejahteraan hewan yang harus dikondisikan pada peliharaan, yaitu:- Bebas dari rasa lapar dan haus
- Bebas dari rasa panas dan tidak nyaman
- Bebas dari luka, sakit, dan penyakit
- Bebas berekspresi sesuai dengan sifat alaminya
- Bebas dari rasa takut dan penderitaan/ stres