[caption id="attachment_4310" align="aligncenter" width="1280"] Macan tutul muda terlihat sedang berjalan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Foto: Wikipedia/Candra Firmansyah[/caption]
Gardaanimalia.com - Macan tutul jawa atau macan kumbang adalah salah satu satwa endemik Pulau Jawa yang terancam punah. Bernama latin Panthera pardus melas, Macan tutul jawa dan macan kumbang merupakan sub-spesies yang sama dengan variasi warna yang berbeda. Macan kumbang berwarna hitam dengan pola tutul yang sama dengan macan tutul jawa. Macan ini juga merupakan satwa identitas provinsi Jawa Barat. Kucing besar ini tersebar di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa. Populasi satwa pemangsa ini pada tahun 2015 diperkirakan berjumlah sekitar 500 ekor di alam liar. Berdasarkan daftar IUCN Status Red List, kucing ini berstatus kritis/Critically endangered (CR), yang artinya hanya satu langkah lagi menuju kepunahan. Habitat menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap status konservasi Macan tutul jawa. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Peneliti Ahli Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prof. Ris. Dr. Hendra Gunawan yang menyatakan bahwa macan ini hidup di habitat yang padat yaitu 332 jiwa/km2. Satu macan tutul jantan membutuhkan daerah jelajah dari 6,4 hingga maksimal 35 km2. Aktifitas manusia merambah hutan untuk dimanfaatkan sebagai daerah industri ataupun pertanian, menambah konflik antara manusia dan macan tutul jawa. Tercatat pada April 2020 ada 58 kasus konflik macan tutul-manusia yang terjadi. Langkah pemerintah untuk mengakomodasi permasalahan ini sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Nomor P.56/Menlhk/Kum.1/2016 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016–2026. Kepunahan salah satu jenis kucing besar di Pulau Jawa yaitu Harimau jawa atau Panthera tigris sondaica pada tahun 1980 menjadi pukulan agar tiap elemen masyarakat dapat menyikapi konservasi satwa di Indonesia dengan lebih serius. Hilangnya top predator di dalam suatu ekosistem dapat memicu masalah baru dalam keseimbangan rantai makanan. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang perilaku Macan tutul yang wajib diketahui:
Si Penyendiri
[caption id="attachment_4307" align="aligncenter" width="1280"]
Hewan Nokturnal
[caption id="attachment_4336" align="aligncenter" width="900"]
Suka “Nongkrong” di Pepohonan
[caption id="attachment_4309" align="aligncenter" width="1280"]
Pembunuh Handal
[caption id="attachment_4322" align="aligncenter" width="1920"]
Berbagi Teritori dengan Saudara
[caption id="attachment_4335" align="aligncenter" width="900"]