[caption id="attachment_19925" align="aligncenter" width="1600"] Pasar ekstrem yang menjual berbagai satwa liar untuk konsumsi. | Foto: Garda Animalia[/caption]
Gardaanimalia.com - SARS, flu babi, ebola, dan pandemi COVID-19 merupakan beberapa contoh dari sekian banyak wabah yang muncul akibat dari zoonosis.
Zoonosis sendiri merupakan istilah yang mengacu kepada perpindahan patogen penyebab penyakit (seperti virus dan bakteri) dari hewan ke manusia.
Asal mula kemunculan COVID-19 misalnya, diduga berasal dari kelelawar yang diperdagangkan di pasar hewan di Wuhan, Cina.
Selain itu, flu babi juga merupakan zoonosis yang disebabkan oleh virus H1N1 yang berasal dari peternakan babi di Meksiko pada 2009.((Grima, Calandra. Zoonosis and the next pandemic: why hindsight must be 2020.https://blogs.unimelb.edu.au/science-communication/2021/06/23/zoonosis-and-the-next-pandemic-why-hindsight-must-be-2020/ . Diakses tanggal: 27 Mei 2023.))
Laporan UNEP yang diterbitkan di tahun 2020 menyatakan bahwa 60 persen dari penyakit infeksi yang terjadi pada manusia diperkirakan berasal dari hewan.((United Nations Environment Programme. Preventing The Next Pandemic: Zoonotic diseases and how to break the chain of transmission. 2020. Hlm 11.))
Selain itu, dari sekitar 30 patogen baru yang terdeteksi pada manusia selama tiga dekade terakhir, 75 persen di antaranya diduga merupakan hasil perpindahan dari hewan ke manusia.
Mewabahnya zoonosis disebabkan oleh interaksi antara manusia dan hewan dalam berbagai konteks, mulai dari peternakan hewan, hingga perdagangan satwa liar. Aktivitas manusia yang merambah habitat satwa liar dan merusak keseimbangan ekosistem tak luput menjadi sebabnya.((The Lancet. Zoonoses: beyond the human-animal-environment interface. July 04, 2020. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)31486-0))
[caption id="attachment_19929" align="aligncenter" width="1451"]
Infografik soal zoonosis (penularan penyakit dari hewan ke manusia).| Foto: Proveg[/caption]
Pendekatan One Health: Cegah Zoonosis dan Pandemi Selanjutnya
Dalam upaya merespons wabah zoonosis dan mencegah munculnya pandemi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung suatu pendekatan bernama One Health. Pendekatan ini adalah pendekatan holistis yang mempertimbangkan kompleksitas dan keterhubungan antara semua spesies makhluk hidup dan lingkungan. Oleh karena itu, tiga aspek kesehatan-kesehatan ekosistem, hewan, serta manusia–harus diperlakukan sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai sesuatu yang terpisah. One Health mencakup upaya identifikasi sumber dan risiko zoonosis, pencegahan perpindahan wabah dari hewan ke manusia, serta upaya mitigasi dan manajemen respons yang harus diterapkan. Upaya untuk mengurangi risiko zoonosis pada prinsipnya, yaitu dengan memperbaiki cara kita berinteraksi dengan hewan. Misalnya, perumusan hukum untuk mencegah pengembangbiakan antarspesies hewan dan meningkatkan standarisasi kesehatan hewan di peternakan. Peningkatan standarisasi kesehatan hewan di peternakan, contohnya, dengan tidak menempatkan hewan dalam kandang yang terlalu sempit atau dengan kepadatan populasi yang tinggi. Tak hanya itu, bisa diterapkan pula SOP yang ketat dalam penanganan dan pengobatan hewan, serta penertiban perdagangan satwa liar.((Ibid))Pasar Hewan Eksotis Jadi ‘Hotspot’ Zoonosis
Pertama-tama, perlu diketahui perbedaan antara pasar hewan eksotis (wildlife market) dengan pasar tradisional (wet market) yang menjual bahan makanan segar. Pasar hewan yang dimaksud di sini adalah pasar yang menjual spesies satwa eksotis dan ada pula yang dilindungi. Dari beberapa pengertian, satwa eksotis adalah yang tak biasa dipelihara, bukan satwa domestik pada umumnya seperti anjing atau kucing. Istilah tersebut dapat pula berarti satwa liar yang dengan sengaja diangkut keluar dari habitatnya.((Memelihara Satwa Eksotis https://nationalgeographic.grid.id/read/13278789/memelihara-satwa-eksotis?page=all)) Selain virus COVID-19, pasar hewan tercatat sebagai penyebab dari kemunculan pandemi-pandemi terdahulu. Di Hong Kong misalnya, pasar unggas menjadi penyebab merebaknya 18 kasus flu burung yang memakan enam korban. Kemudian pada 2003, pasar hewan di Shenzhen, Cina menjadi dalang dari wabah SARS akibat perdagangan musang palem himalaya.((Sentient Media. Wet Markets and the Risk of Transmitting Zoonotic Diseases. May 14, 2020. https://sentientmedia.org/wet-markets-zoonotic-diseases/. Diakses tanggal 27 Mei 2023))Konsumsi Daging Hewan Eksotis Miliki Risiko Zoonosis
[caption id="attachment_19926" align="aligncenter" width="1280"]
