Jalan Panjang Warga Pulau Sembilan Menjaga Penyu dari Kepunahan

Donny Muslim
3 min read
2024-01-16 19:06:55
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Sejumlah warga pesisir di Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, terus berupaya menyelamatkan penyu dari ancaman kepunahan.

Meski terlihat enteng, banyak tantangan yang mereka hadapi. Misalnya, masalah perburuan telur, eksploitasi pasir pantai yang masih marak, dan perubahan iklim.

Jalan panjang pelestarian penyu di kawasan pulau terluar Kalimantan Selatan tersebut ditempuh Abdul Malik dan sejumlah warga lokal yang tergabung dalam gerakan Pemerhati Alam dan Maslahat Lingkungan (Pamali).

Sejak 2016, mereka bersama Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak menginisiasi konservasi terhadap satwa terancam punah itu di sebuah pulau bernama Denawan.

Pulau tidak berpenghuni itu terletak di seberang Pulau Marabatuan yang merupakan pusat dari Kecamatan Pulau Sembilan. Kawasan ini hanya ditinggali oleh beberapa petugas konservasi (ranger).

Secara bergantian, mereka [para ranger] mendiami rumah jaga untuk memantau proses pendaratan penyu dan menjaga pulau dari para pemburu.



Meski berdekatan dengan pusat kecamatan, akses menuju Pulau Denawan boleh dibilang sulit. Ketika mengunjungi pulau tersebut, saya harus menerjang gelombang setinggi 2-3 meter dengan hanya mengandalkan kapal mesin ala nelayan. 

Namun, justru karena tidak berpenghuni dan akses menuju pulau yang terbilang sulit, menjadi alasan mengapa banyak penyu sering mendarat di kawasan ini. 

Malik mengatakan, Pulau Denawan menjadi tempat langganan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas) untuk mendarat dan bertelur.



Kendati demikian, Malik juga menceritakan bahwa telur penyu di Denawan sebelumnya sempat jadi incaran warga-warga nakal.

"Dulu, banyak telur penyu diperjualbelikan dari pulau ini. Seiring program [konservasi] masuk, kondisi berangsur berubah," kenang Malik ketika berbincang dengan saya pada September 2023 lalu.

Aktivitas perdagangan telur penyu, misalnya, sempat dilakukan oleh masyarakat setempat di bawah koperasi bernama Pada Idi.

Koperasi ini memiliki hak kelola sebagian area Pulau Denawan dengan dokumen segel. Sebelum program konservasi datang, mereka kerap menjual telur hingga ke luar kawasan pesisir Pulau Sembilan.

Jagal Penyu dan Curi Telur


Hasanuddin, salah satu mantan pedagang telur penyu yang terafiliasi dengan Koperasi Pada Idi bercerita bahwa dirinya pernah menjual hingga ribuan butir telur penyu.

Telur itu biasanya didistribusikan ke pusat Kabupaten Kotabaru menggunakan kapal perintis yang saban satu pekan mampir di kawasan Pulau Sembilan. 

Dari wilayah pulau, satu butir telur penyu dihargai 2.500 rupiah. Harga melonjak ketika barang sudah sampai ke kota-kota besar seperti Banjarmasin dan Kotabaru, bisa mencapai 5.000-10.000 rupiah.

Meski status pengelolaan tanah di pulau tersebut dipegang sebagian oleh Pada Idi, Hasanuddin kerap melihat praktik perburuan juga dilakukan oleh warga sipil lainnya. 

Biasanya para pemburu mencomot telur langsung dari sarang-sarang di Pulau Denawan. Namun, tidak jarang mereka langsung membelah tubuh penyu ketika satwa tersebut di pantai. 

Aksi penjagalan penyu itu dilakukan pada sekitar pertengahan 2016 ketika pengelolaan konservasi baru akan dipegang penuh oleh Pamali. Masa transisi itu membuat kekosongan pengelolaan sehingga siapa saja bebas masuk ke Pulau Denawan. 



Kini, Hasanuddin yang merupakan mantan pedagang telur penyu itu telah bergabung dengan Abdul Malik dalam gerakan Pamali. Ia menjadi salah satu ranger yang bertugas untuk berjaga di Denawan sejak 2018. 

Seiring program masuk, Hasanuddin sadar bahwa kegiatan perdagangan produk turunan yang Ia geluti salah besar. Ia justru menjadi salah satu ranger yang cukup getol mengingatkan para pemburu ketika mereka coba-coba masuk ke kawasan Denawan. 

"Syukurnya, sekarang tidak begitu marak lagi pencurian telur. Mereka mau mengerti, kecuali ketika hari-hari besar karena (ranger) libur, mereka leluasa untuk mencuri," kata Hasanuddin. 

Kerja-kerja konservasi yang dilakukan para penggerak Pamali sekarang berbuah manis. Lantaran gigih melakukan pelestarian, mereka mendapat dukungan dari lembaga donor berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan gaji para ranger serta infrastruktur pendukung konservasi.

Selain menjaga tempat pendaratan penyu dari aktivitas perburuan, mereka juga bisa membangun hatchery atau tempat penetasan telur penyu menjadi tukik. 

Dari catatan yang diperoleh dari Pamali, mereka mampu melepasliarkan puluhan ribu tukik per tahunnya. Pada periode Januari hingga Agustus 2023, misalnya, sekitar 16 ribu tukik jenis penyu hijau dan penyu sisik dilepasliarkan.

Soal berapa jumlah penyu yang habitatnya berada di Pulau Sembilan, Pamali tidak mengetahui pasti. Mereka fokus melakukan pengawasan dan pelepasliaran tukik saja.


Tantangan Eksploitasi Pasir dan Krisis Iklim


Praktik perburuan boleh jadi bisa diredam usai lembaga konservasi bergerak. Namun, upaya pelestarian yang dilakukan Pamali belakangan mendapat tantangan lain. Salah satunya adalah masalah eksploitasi pasir.

Kawasan kiri dan kanan pantai Pulau Denawan kerap didatangi sejumlah warga lokal sejak beberapa tahun terakhir. Mereka mengeruk pasir pantai di kawasan setempat untuk kebutuhan pembangunan rumah pribadi.



Seorang sumber menyatakan, pasir di Denawan juga terkadang diambil untuk material fisik proyek desa. "Setahu saya, ada kesepakatan bahwa untuk keperluan desa tidak boleh pakai pasir pantai di sini, kecuali untuk pendirian masjid," ungkapnya.

Malik dan ranger lain sempat menyatakan keberatan atas persoalan eksploitasi pasir. Bagi mereka, jika pasir terus dikeruk, maka tempat pendaratan penyu lambat laun akan habis. 

Selama lima hari, saya menginap di Denawan untuk membuktikan hal tersebut. Hampir setiap hari pula, sejumlah warga lokal datang silih berganti melakukan pengerukan. 

Mereka mengangkut belasan karung pasir menggunakan kapal nelayan, salah satu tujuannya ke Marabatuan. "Kita sudah sering mengingatkan, tapi masih saja dilakukan," tutur Malik.

Usai ditelisik, aktivitas pengerukan pasir dari masyarakat lokal punya persoalan struktural: lahan di Pulau Denawan dikuasai warga lain dari Pulau Marabatuan.

Dengan dokumen tanah segel (bukan sertifikat hak milik), sejumlah warga merasa bebas memanfaatkan pasir di Denawan. Sebagian lainnya merasa kewalahan jika harus mendatangkan pasir dari luar.

"Jadi karena yang memanfaatkan pasir orang-orang di pulau, kita tidak bisa terlalu keras," kata Malik. 

Mereka berharap penuh pada pemerintah setempat atau di tingkat kabupaten bisa mengambil sikap soal ini. Sebab, persoalan eksploitasi pasir di Denawan bisa menjadi bom waktu jika tak segera diatasi.



Terlebih lagi, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Malik dan ranger lain memikul beban berhadapan dengan persoalan perubahan iklim.

Gejala krisis iklim yang mulai terasa, misalnya abrasi pantai yang semakin masif dari tahun ke tahun. Malik mengatakan sudah dua kali melakukan rekonstruksi hatchery karena pantai di Denawan makin terkikis akibat abrasi. 

Dalam kunjungan saya pada September 2023 lalu, misalnya, Malik dan rekan lainnya sedang sibuk menata ulang tempat penetasan telur di Denawan. 

"Sekarang hatchery kita sudah mulai naik ke arah hutan," katanya. Beruntung, bantuan dari lembaga donor bisa membantu mereka untuk menangani hal ini.


Memperluas Dampak


Meski menghadapi sederet tantangan, upaya pelestarian yang dilakukan Pamali tidak berhenti di Denawan saja. Malik tengah mengupayakan agar gugusan pulau lain di Pulau Sembilan juga bisa menjadi wadah pendaratan yang aman bagi penyu. 

Salah satu pulau yang akan disasar adalah Pamalikan. Jarak tempuh dari pusat kecamatan ke pulau tersebut berkisar empat jam jika menaiki kapal nelayan. 

Malik menilai, Pamalikan merupakan wadah pendaratan penyu yang genting untuk dijaga. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut kerap dijamah pemburu penyu dan produk turunannya.

Kabar terakhir pada Desember 2023, Pamali sudah melakukan pembersihan di kawasan pantai Pamalikan untuk memulai program konservasi di 2024.



Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Selatan Rusdi Hartono mengatakan bahwa akan terus berupaya membantu kerja-kerja konservasi di Pulau Sembilan. 

Dukungan dari pemerintah provinsi, menurut Rusdi, salah satunya dengan proyek pendirian menara pengawas di Marabatuan. Proyek ini sudah diinisasi DKP Kalimantan Selatan, tapi terkendala lahan yang masih belum clean and clear

Terkait masih maraknya perburuan dan eksploitasi pasir, Rusdi merekomendasikan agar masyarakat setempat terus gigih melaporkan persoalan ini ke aparat penegak hukum.

"Ini masalah yang rumit, tapi terus laporkan apabila mendapati masalah seperti ini ke aparat penegak hukum," kata dia.

Tags :
Penyu hijau kalimantan selatan telur penyu Chelonia mydas penyu sisik krisis iklim Eretmochelys imbricata pulau sembilan perburuan telur penyu
Writer: Donny Muslim
Pos Terbaru
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
Berita
26/04/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
Berita
25/04/25
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Disebut Dapat ‘Bagian’ dari Perdagangan Sisik Trenggiling, Hakim Minta Kanit Polres Asahan Dipanggil
Berita
25/04/25
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Serka Yusuf dan Serda Dani Jemput 1,2 Ton Sisik Trenggiling dari Polres Asahan di Malam Hari
Berita
24/04/25
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Terdakwa Kasus 292,3 Kilogram Sisik Trenggiling Divonis Bebas!
Berita
24/04/25
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Penyelundupan Ratusan Reptil Ilegal Berhasil Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni
Berita
23/04/25
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Muncul di Kuningan, BKSDA Sarankan Pengusiran Mandiri
Berita
22/04/25
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Niagakan 165 Kilogram Sisik Trenggiling, 1 Tersangka Ditangkap dan Lainnya dalam Pengejaran
Berita
21/04/25
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Persidangan Ungkap Fakta, 1,2 Ton Sisik Diduga Berasal dari Gudang Polres
Berita
18/04/25
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Menyoroti Kaburnya Monyet di BPBD Kabupaten Tangerang dan Pentingnya Kesejahteraan Satwa Liar
Berita
18/04/25