[caption id="attachment_7420" align="aligncenter" width="750"] Ilustrasi belangkas yang diselundupkan. Foto: Trubus[/caption]
Gardaanimalia.com - Kepiting tapal kuda (Horshoe Crab) dikenal juga dengan sebutan mimi, belangkas, kepiting ladam, mintuno, dan kepiting bulan. Hewan ini memiliki nama latin Tachypleus gigas yang termasuk dalam anggota filum Arthropoda. Meskipun dikenal dengan sebutan crab atau kepiting, sebenarnya binatang ini tergolong ke dalam kelompok laba-laba purba yang juga diyakini sebagai satu-satunya wakil dari kelompok Xiphosurida yang masih hidup hingga saat ini. Hewan laut ini juga sering disebut fosil hidup karena telah ada di bumi selama lebih dari 200 juta tahun atau sebelum munculnya Dinosaurus.
Secara Ekologis, hewan ini biasanya hidup di perairan dangkal, yaitu kawasan payau dan mangrove, juga pantai selama musim bertelur (spawning season). Mereka juga menetap di laut dalam secara pasif dengan mengubur diri selama monsoon atau non-spawning season (Nugroho dkk, 2018).((Wardiatno, Yusli. 2020. Kebiasaan Makanan Belangkas, Tachypleus gigas (Muller, 1785) dan Carcinoscorpius ratundicauda (Latreille, 1802) di perairan pesisir Balikpapan, Kalimantan Timur. Bogor: JPSL IPB.))
Sebagian orang mengenal belangkas dengan sebutan "mimi" apabila ditemukan sendiri, dan "mimi mintuno" apabila ditemukan sepasang. Bagi nelayan di sekitar pantaipun sudah merupakan hal yang biasa ketika menemukan hewan ini, karena seringkali si "mimi mintuno" ini tak sengaja terjaring.
Perlindungan Belangkas
Belangkas memiliki peran penting secara ekologi dan ekonomi. Secara ekologi, hewan ini berperan sebagai bioturbator dan mengendalikan hewan bentik. Selain itu, dia juga berperan sebagai penyeimbang rantai makanan dan sumber protein bagi beberapa spesies burung pantai.((Berliana, Qorina Shinta. Kepiting Tapal Kuda Hewan Unik yang memilikibanyak manfaat. FPK UNAIR. [fpk.unair.ac.id/kepiting-tapal-kuda-hewan-air-unik-yang-memiliki-banyak-manfaat/])) Salah satu keunikan yang dimiliki Belangkas adalah darah yang tidak mengandung Hemoglobin, melainkan mengandung Hemocyanin yang mengakibatkan warna darah menjadi biru. Darah belangkas juga mengandung unsur amebosit yang berfungsi sebagai pertahanan organisme untuk melawan patogen. Sedangkan, pada bagian cangkang selain mengandung chitosan juga dapat diolah menjadi aneka produk seperti lensa kontak, krim kulit, dan penambal luka jahitan di kepala.((Funkhouser, D. 2011. Crab love nest. Scientific American, Springer Nature America, Inc. https://www.scientificamerican.com/article/crab-love-nest/)) Baca juga: Dianggap Tidak Akan Terancam, Populasi Monpai Semakin Menurun Ada tiga jenis belangkas yang umumnya dapat ditemukan di Indonesia, meskipun di beberapa perairan hanya ditemukan satu atau dua jenis saja.((Sumarmin, R., Razak, A., dan Fajri, M.I. 2017. Morfometri Kepiting Tapal Kuda Dari Daerah Sungai Nipah dan Air Bangis Sumatera Barat. Jurnal Biosains, 1(2):24-32.)) Ketiganya adalah belangkas besar (Tachypleus gigas), belangkas tiga duri (Tachypleus tridentatus), dan belangkas padi (Carcinoscorpius rotundicaud). Ketiga jenis belangkas tersebut ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Dalam lingkup global, Botton et al. (2015) menjelaskan bahwa keberadaan ketiga spesies Asia dalam kategori IUCN adalah data deficient, yang menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak informasi tentang populasinya. Hewan ini merupakan primitive marine animal dan masuk dalam kategori rawan. Bahkan dalam “Red Date Book”, biota laut ini masuk dalam kategori jarang (rare).Kasus Penyelundupan dan Perdagangan Illegal Belangkas di Indonesia
[caption id="attachment_7419" align="aligncenter" width="700"]