[caption id="attachment_24006" align="aligncenter" width="900"] Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berkeliaran di Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Selasa (2/7/2024). | Foto: Resa/Bali Express[/caption]
Gardaanimalia.com - Monyet ekor panjang dilaporkan berkeliaran dan mengalami konflik dengan warga di Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Kadek Andina Widiastuti, Selasa (2/7/2024).
Dirinya mengatakan, BKSDA Bali akan menurunkan tim yang merespons interaksi negatif antara primata bernama ilmiah Macaca fascicularis dan manusia di lokasi tersebut.
"Tim akan saya turunkan. Untuk penanganannya melihat situasi besok, apakah akan pengusiran monyet atau seperti apa kita akan lihat dulu," jelasnya, mengutip Bali Express.
Ia mengatakan, terdapat berbagai tantangan dalam merespons interaksi negatif antara Macaca dan manusia. Di antaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia serta tingginya jumlah konflik.
Menurut Andina, salah satu penyebab tingginya angka konflik adalah proses alih fungsi lahan di Bali.
"Selain faktor peralihan fungsi lahan, ketidaktahuan masyarakat dalam memelihara satwa liar juga menjadi penyebab meningkatnya konflik," katanya.
Monyet ekor panjang yang tumbuh besar akan cenderung menampakkan sifat liarnya. Primata-primata tersebut tidak akan bisa dilepasliarkan secara sembarangan.
Oleh karena itu, Andina mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memelihara satwa liar tersebut.


Aditya
Belum ada deskripsi